Nama : Noer Rohman
No : 016
Kelas : XI tkj
Subnet mask adalah istilah teknologi
informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu
host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai
sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan
network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit
subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
* Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke
nilai 1.
* Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai
0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah
subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja.
Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier
berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat
sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node
TCP/IP.
Subnet mask adalah istilah teknologi
informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu
host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan
sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah
nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host
identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan,
adalah sebagai berikut:
- Semua bit yang ditujukan agar
digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
- Semua bit yang ditujukan agar
digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan
yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam
sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang
digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask
yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet)
harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Misalkan anda memiliki IP adress
192.168.10.0 dan Subnet mask 255.255.255.128
Ubah angka 128 ke bilangan biner
dengan cara sebagai berikut
128 : 2 = 64 sisa 0
64 : 2 = 32 sisa 0
32 : 2 = 16 sisa 0
16 : 2 = 8 sisa 0
8 : 2 = 4 sisa 0
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 Sisa 0
Hasil akhir 1 tidak dapat dibagi
menjadi 1
hasil bilangan binernya adalah 10000000
Banyaknya subnet yang tersedia dari
rumus 2^x
X adalah jumlah dari angka 1, karena berdasarkan angka binner yang ada jumlah
1=1
maka 2^1 = 2 maka jumlah subnet maksnya adalah 2
Nah sekarang kita harus tau bila
tersedia hanya 2 subnet maks maka kita harus mencari berapa subnet maks
tersebut?
Dari Subnet maks yang terbesar
adalah 256 maka dihasilkan 256 – 128 = 128.
Maka subnet masknya adalah 0 dan 128
Contoh lain, bila ditetapkan subnet
masknya 255.255.255.192
Jumlah subnet maks dapt dihitung
192 : 2 = 96 sisa 0
96 : 2 = 48 sisa 0
48 : 2 = 24 sisa 0
24 : 2 = 12 sisa 0
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
maka bilangan binnernya adalah 11000000
karena angka 1 ada 2 maka 2^2 = 4
Dan subnet yang dapat digunakan
adalah 256 – 192 = 64, maka Subnetnya adalah 0, 64, 128, 192 artinya subnetnya
adalah
255.255.255.0
255.255.255.64
255.255.255.128
255.255.255.192
Jumlah Host per Subnet = 2^y – 2,
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^6 – 2 = 62 host
Perhitungan Subnetting
Setelah anda membaca artikel Konsep
Subnetting dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya
anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan
subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat
dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per
Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya
adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa
ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan
bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain,
subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet
Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini
terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.224.0
|
/19
|
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan
saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26
?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan
tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per
subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita
selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet
= 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet
mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi
Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet
= 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26
– 2 = 62 host
3. Blok Subnet
= 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah
64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64,
128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid?
Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka
setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Kita sudah selesaikan subnetting
untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang
lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda
coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba
melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang
bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya
pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing
berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok
subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C,
hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti
Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30
(kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai
oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Ok, kita coba dua soal untuk kedua
teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask
dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1
pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet
= 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214
– 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet
= 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Alamat host dan broadcast yang
valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Berikutnya kita coba satu lagi untuk
Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh
network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
- Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0,
128)
- Alamat host dan broadcast yang
valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
Masih bingung :bingung: juga? Ok
sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan
:)
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita
lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET
mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B
di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet
terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network
address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
- Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4,
etc.
- Alamat host dan broadcast yang
valid?
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
Mudah-mudahan sudah setelah anda
membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting
dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini
pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu
di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP
Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi
terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP
Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya
secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command
ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta
soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x
– 2
Cara Menghitung subnet Mask
Posted on 31/10/2011 by dunkom
Subnet mask adalah istilah teknologi
informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu
host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan
sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah
nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host
identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan,
adalah sebagai berikut:
- Semua bit yang ditujukan agar
digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
- Semua bit yang ditujukan agar
digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan
yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam
sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang
digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask
yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet)
harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Misalkan anda memiliki IP adress
192.168.10.0 dan Subnet mask 255.255.255.128
Ubah angka 128 ke bilangan biner
dengan cara sebagai berikut
128 : 2 = 64 sisa 0
64 : 2 = 32 sisa 0
32 : 2 = 16 sisa 0
16 : 2 = 8 sisa 0
8 : 2 = 4 sisa 0
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 Sisa 0
Hasil akhir 1 tidak dapat dibagi
menjadi 1
hasil bilangan binernya adalah 10000000
Banyaknya subnet yang tersedia dari
rumus 2^x
X adalah jumlah dari angka 1, karena berdasarkan angka binner yang ada jumlah
1=1
maka 2^1 = 2 maka jumlah subnet maksnya adalah 2
Nah sekarang kita harus tau bila
tersedia hanya 2 subnet maks maka kita harus mencari berapa subnet maks
tersebut?
Dari Subnet maks yang terbesar
adalah 256 maka dihasilkan 256 – 128 = 128.
Maka subnet masknya adalah 0 dan 128
Contoh lain, bila ditetapkan subnet
masknya 255.255.255.192
Jumlah subnet maks dapt dihitung
192 : 2 = 96 sisa 0
96 : 2 = 48 sisa 0
48 : 2 = 24 sisa 0
24 : 2 = 12 sisa 0
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
maka bilangan binnernya adalah 11000000
karena angka 1 ada 2 maka 2^2 = 4
Dan subnet yang dapat digunakan
adalah 256 – 192 = 64, maka Subnetnya adalah 0, 64, 128, 192 artinya subnetnya
adalah
255.255.255.0
255.255.255.64
255.255.255.128
255.255.255.192
Jumlah Host per Subnet = 2^y – 2,
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^6 – 2 = 62 host
Menghitung Host dan Brodcast IP Network
by admin ·
Sebelumnya hal-hal yang perlu
diketahui beberapa istilah dalam jaringan komputer
Fungsi Layer Network
Layer Network model OSI (setara
layer Internet pada TCP/IP) memiliki fungsi utama : Menentukan pilihan alur
terbaik bagi paket berdasarkan pada address logik pada tabel routing Request
ICMP,ARP, dan Proxy ARP
Internet Control Messaging Protocol (ICMP) digunakan oleh program ping dan traceroute. Packet
Internet Groper (ping) memungkinkan untuk mem-validasi keberadaan suatu IP
address dan dapat menerima request-request.
Ping adalah echo dan tanggapannya adalah echo response.
Router mengirimkan pesan Destination
Unreachable (tujuan tidak dapat dicapai) ketika mereka tidak dapat mencapai
network tujuan dan terpaksa harus menge-drop paket. Router yang menge-drop
paket mengirimkan pesan ICMP DU.
Traceroute dapat melacak jalur yang diambil dari sebuah host ke host
pada network tujuan. Traceroute juga dapat melaporkan IP address setiap router
yang disinggahi (hop router) dalam perjalanan. Hal ini sangat berguna terutama
ketika kita mencurigai ada salah satu router perantara yang mati.
Address Resolution Protocol (ARP) memetakan IP address yang diketahui ke MAC address dengan
cara mengirimkan broadcast ARP. Ketika host tujuan berada pada subnet lain,
maka host pengirim akan mengirimkan broadcasts ARP untuk address ethernet dari
router atau default gateway agar MAC address yang dikembalikan adalah MAC
address dari router tersebut.
Reverse ARP (RARP) memetakan MAC address yang diketahui ke IP address.
Proxy ARP memungkinkan router untuk
memberikan respon pada ARP request yang telah dikirimkan untuk host remote
(berada pada subnet lain).
Kelas-Kelas IP Address
IP address 32-bit dituliskan dalam
bentuk dotted-decimal. Setiap address dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
Network ID dan Host ID
Jumlah octet network dan octet host
menentukan kelas suatu IP address. Tabel berikut menunjukkan 3 jenis kelas IP.
TCP/IP mendefinisikan 2 kelas
tambahan yaitu;
Class D: digunakan untuk address
multicast.
Class E: digunakan untuk tujuan
penelitian.
Tabel berikut me-list nilai-nilai
yang mungkin bagi octet pertama untuk setiap kelas network. Dengan angka-angka
berikut kita dapat dengan mudah mengidentifikasi kelas suatu IP address dengan
melihat nilai pada octet pertama.
Address 127.x.x.x
digunakan untuk address loopback.
Perlu diingat, satu octet setara
dengan 8 bit (1 byte). Porsi network Kelas A adalah 1 byte, dan sisanya 3 byte
termasuk porsi host. Porsi network kelas B adalah 2 byte, dan sisanya 2 byte
termasuk porsi host. Porsi network kelas C adalah 3 byte, dan sisanya 1 byte
adalah porsi network. Semakin banyak porsi byte semakin banyak jumlah network
yang mungkin untuk kelas tersebut. Begitu juga untuk porsi host nya.
IP Addressing dan Formatnya
IPv4 addresses terdiri dari 32 bit
yang diperkirakan tahun 2012 sudah habis (saat ini sudah 85% terpakai)
Dibagi menjadi 4 octet
(masing-masing 8 bit)
Menggunakan format dotted-decimal,
misal : 167.205.34.10
Memiliki nilai (tiap octetnya)
antara 0 dan 25
Untuk memahami tentang IP
addressing, kita harus mengerti bilangan biner. Biner adalah bahasa komputer
yang digambarkan sebagai angka 0 (off) atau 1 (on). Address biner 32-bit akan
berupa seperti 10101010101010101010101010101010 = 32 bit tersebut dapat di
kelompokkan menjadi 4 octet seperti 10101010.10101010.10101010.10101010, untuk
kemudian dikonversi menjadi format desimal. Ketika nilai bit adalah 1, maka bit
dianggap berada dalam status on dan kita dapat menghitung nilai biner-nya
tergantung pada letaknya dalam octetnya. Gambar dibawah menampilkan nilai biner
dan nilai desimal-nya untuk setiap bit dalam octet.
Mengkonversi Bilangan Biner ke
Desimal
Dengan menggunakan nilai desimal
yang telah dihitung untuk setiap bit seperti pada tabel diatas, kita dapat
menkonversi bit-bit tersebut menjadi format desimal dengan cara memasangkan
setiap bit dengan nilai desimalnya, kemudian menjumlahkan total setiap nilai
desimal tersebut.
Contoh;
Dari contoh diatas, bit ke-5 dan
terakhir bernilai 1. Maka nilai desimal dari bit-bit tersebut dapat kita
jumlahkan, dan hasilnya adalah nilai desimal dari octet 00001001 diatas = 9 (8
+ 1).
Pada contoh kali ini address biner
32-bitnya adalah 10110000.01010101.11000011.00111100
Jumlah desimalnya adalah 128+32+16 = 172
Jumlah desimalnya adalah 64+16+4+1 = 85
Jumlah desimalnya adalah 128+64+2+1=197
Jumlah desimalnya adalah 32+16+8+4 = 64
Jadi desimal 32-bitnya dari binar
ini 10110000.01010101.11000011.00111100 adalah
172.85.197.64
Mengkonversi Bilangan Desimal ke
Biner
Kita juga harus dapat mengkonversi
sebuah IP address dari format dotted-decimal menjadi format biner. Akan lebih
baik jika mulai bekerja dari octet dari kiri ke kanan.
Contoh IP address = 192.168.10.2
Network ID adalah IP address pertama
dalam network. Dapat juga disebut subnet ID.
Setiap bit host dari network ID di set off (nilai=0).
Misal network ID kelas A : ID is 16.0.0.0.
IP Broadcast, adalah IP address
terakhir dalam network. Setiap bit host dari IP Broadcast di set on (nilai =
1). Misal Broadcast IP dari kelas A : 16.255.255.255.
Berikut adalah penghitungan jumlah
network untuk setiap kelas :
27- 2 = 126 jumlah total
network untuk kelas A
214- 2 = 16,382 jumlah
total network untuk kelas B
221- 2 = 2,097,150 jumlah
total network untuk kelas C
Untuk setiap network kelas A:
Network = 1 byte (8 bits)
Host = 3 bytes (24 bits)
224 – 2 = 16,777,214
total hosts per network
24 adalah banyak bit yang
diset 1/on (00000000.11111111.11111111.11111111)
Untuk setiap network kelas B:
Network = 2 bytes (16 bits)
Host = 2 bytes (16 bits)
216 - 2 = 65,534 total
hosts per network
16 adalah banyak bit yang
diset 1/on (00000000.00000000.11111111.11111111)
Untuk setiap network kelas C :
Network = 3 bytes (24 bits)
Host = 1 byte (8 bits)
28 – 2 = 254 total hosts
per network
8 adalah banyak bit yang diset
1/on (00000000.00000000.00000000.11111111)
Subnet Masks
Sub-network (subnet) memungkinkan
kita untuk memecah-mecah network dengan cakupan jumlah IP address yang besar
menjadi beberapa bagian (subnet) yang lebih kecil, dan cakupan IP address yang
dapat di manage dengan mudah. Cakupan (range) address yang lebih kecil berarti
jumlah host yang berada dalam network lebih sedikit. Setiap subnet
menjadi satu broadcast domain tersendiri. Semua mesin yang berada dalam satu
broadcast domain yang sama akan saling menerima paket broadcast dari
masing-masing mesin. Bayangkan jika satu network kelas A yang terdiri dari
16,777,214 host berada dalam broadcast domain yang sama, traffic broadcast akan
jadi sangat padat. Pembuatan subnet memungkinkan kita untuk memecah-mecah
network yang besar ini menjadi network-network dengan cakupan address yang
lebih kecil.
Subnet mask digunakan untuk
mengidentifikasi bagian IP address yang mana yang termasuk sebagai network.
Seperti halnya IP address, subnet mask terdiri dari 32-bit. Porsi network
diwakili oleh semua bit dengan nilai
Subnet mask default untuk kelas
A,B,dan C adalah sebagai berikut :
Kelas A : 255.0.0.0
(1111111.00000000.000000000.000000000)
Kelas B : 255.255.0.0
(111111111.1111111111.000000000.000000000)
Kelas C : 255.255.255.0
(111111111.1111111111.111111111.0000000000)
Pada contoh berikut, nilai IP
address = 135.252.4.0, dan subnet mask = 255.255.0.0
Subnetting IP
Untuk sebuah IP address yang
memiliki subnet mask 255.255.0.0 atau 255.255.255.0, kita dapat mengkopi nilai
octet dari IP address asli yang memiliki subnet mask 255. Untuk octet sisanya,
kita dapat memberikan nilai 0. Misalnya:
IP address = 139.42.6.0
Subnet Mask = 255.255.0.0
Network ID is 139.42.0.0.
Untuk menentukan IP Broadcast dari
IP address dan subnet mask, gantikan saja octet-octet bernilai 0 dalam Network
ID menjadi 255. Dengan cara ini, maka IP Broadcast dari contoh diatas adalah
139.42.255.255
Untuk menentukan bit-bit subnet
sebuah network kita harus melihat subnet mask dalam bentuk biner. Misalnya :
IP address = 176.85.195.60/22
Subnet Mask = 255.255.252.0
Subnet Mask in Binary =
11111111.11111111.11111100.00000000
Network bits = 16
Host bits = 10
Subnet bits = 6
Subnet mask dalam biner memiliki 22
bit dengan nilai 1, yang berarti notasi CIDR nya adalah /22. Berdasarkan pada
octet pertama, IP address ini termasuk network kelas B. Network kelas B
memiliki 16 network bit. Sedangkan bit-bit yang bernilai 0 adalah bit-bit dari
host, yang dalam hal ini ada 10 bit. Sisa dari bit-bit diatas adalah bit
‘penyusupan’ dari subnet sebanyak 6 bit dari 8 bit.
Tabel berikut adalah tabel konversi
desimal ke nilai biner yang dapat membantu konversi address lebih cepat.source copied